Archive for June 2021
Scientific Exploration
Rasa Manis dalam Perspektif Ilmu Kimia
Manis adalah salah satu jenis rasa di lidah manusia. Berdasarkan penelitian, detektor rasa manis lebih banyak dibandingkan dengan detektor rasa pahit. Zat kimia seperti aldehida dan keton cenderung memiliki rasa manis. Sukrosa memiliki derajat manis 1 sedangkan fruktosa misalkan memiliki rasa lebih manis dibanding sukrosa dan memiliki derajat manis sebesar 1,7. Thaumarin, sejenis protein juga berasa manis. Beberapa zat kimia anorganik seperti Berrylium Cloride dan Timbal acetate juga memiliki rasa manis.
Rasa manis dapat dirasakan karena adanya reseptor atau sensor pada lidah. Zat manis yang menyentuh lidah akan terikat dengan reseptor dan akan menyebabkan perubahan molekul. Perubahan molekul mengaktifkan protein G gustducin yang akan mengaktifkan adenylate cyclase. Adenylate cyclase sendiri yang mengkatalis konversi ATP menjadi cAMP. selanjutnya cAMP akan mengaktifkan protein kinase, yang membalikkan phosphorylates dan menutup signal ion Kalium. Warna dan bau ternyata juga menjadi tanda derajat kemanisan.
Teori-teori tentang rasa manis:
1. Georg Cohn (1914), berhipotesa bahwa untuk memiliki rasa manis zat harus memiliki struktur sapophore.
2. Oertly dan Myers (1919), mengatakan bahwa untuk berasa manis, zat kimia harus mengandung masing-masing satu struktur glucophore dan auxogluc.
3. Shallenberger dan Acree (1963), mengusulkan teori AH-B, untuk menjadi manis, suatu zat harus mengandung ikatan hidrogen donor (AH) dan basa lewih (B) yang terpisah sejauh 0,3 nm.
4. Lemont Kier (1972), mengemukakan teori B-X, untuk berasa manis, zat harus memiliki ikatan ketiga (X) yang berinteraksi dengan sisi hidrofobik dari reseptor manis lidah.
5. Marie Tinti dan Nofre (1991), mengusulkan teori ikatan multipoin yang mencakup kedelapan sisi interaksi antara molekul manis dan reseptor manis.
Sumber: Abdul Halim. 2021. "Apa itu Manis? Dibahas dengan Pendekatan Ilmu Kimia". https://warstek.com/manis/. (Diakses pada 22 Juni 2021: 8.20)
PENGUMUMAN
HASIL RECRUITMENT PANITIA CFA DAN P3K 2021
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat siang, Salam sejahtera untuk kita semua. Setelah agenda open recruitment selesai maka kepanitiaan dari kedua program, yaitu Chemistry For All (CFA) serta Porseni dan Putra Putri Kimia (P3K) telah terbentuk.
Berdasarkan jawaban teman-teman yang begitu luar biasa pada open recruitment kemarin, maka dapat kita pilih dengan berbagai pertimbangan. Terdapat 19 orang terpilih dalam kepanitiaan CFA 2021 dan 22 orang terpilih dalam kepanitiaan P3K 2021. Adapun motivasi teman-teman untuk bergabung, diantaranya karena ketertarikan, telah berpengalaman, keinginan mempelajari hal baru, dan lain sebagainya. Maka dari itu, teman-teman yang akan menjadi panitia CFA serta Porseni dan Putra Putri Kimia (P3K) ini kami pilih berdasarkan hal tersebut.
Kita tumbuh, berkembang, dan maju bersama.
Selamat menjalankan tugas, dan mengemban amanah. Mari kita sukseskan acara CFA dan P3K ini dengan kerja ikhlas dan kerja keras. Melalui HIMASAKI mari kita buat sesuatu yang lebih baik.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
SUSUNAN KEPANITIAAN CFA (CHEMISTRY FOR ALL)
HIMPUNAN MAHASISWA SAINS KIMIA (HIMASAKI)
PERIODE 2020-2021
EX OFFICIO
Steering Committee (SC) : Nadia Maharani Chadiza
Organizing Committee (OC) : Aditya Dwi
Sekretaris OC : Marcelina
Bendahara OC : Eka Febrianti
BIDANG – BIDANG
1. Bidang Acara
OC : Afifah Sugih Wahyuni
Staff :
Sachiyah
Zahra Dwi Azizi
Nada Salsabila
Tiara Ratna Rismayanti
2. Bidang Kestari
OC: Gina Shofia
Staff :
Aura Siti Rahmawati
Mustika Tri Anggraeni
Siti Hamidatul
3. Bidang PDD
OC: Mu'min Ikhwan Nulloh
Staff :
Adinda Martiana
Nisa Indria
Annisa Nurhasanah
Hana Rahmawati
4. Bidang Korlap
OC: Yusri Fauzan
Staff :
Abshar Fathur Roohman N
Jajat Sudrajat
Ratri Nastiti Ningrum
5. Bidang Logistik
OC : Diana Alfarizqi
Staff :
Nuni Ainul Fauziah
Ali Fahd
Reynaldi Di Purwanta F
Deti Permata Sari
6. Bidang Konsumsi
OC : Silvi Rahmawati
Staff :
Hapsari Sekarmanah
Sandi Muhammad Arifin
Hani Alvianingsih
7. Bidang Danus
OC : Fitria Nurkholifah
Staff :
Lisa Desril
Siti Amelia Nurazizah
Herna Novi Kurnianti
Evi Rahma Nufabillah
SUSUNAN KEPANITIAAN P3K (PORSENI DAN PUTRA PUTRI KIMIA)
HIMPUNAN MAHASISWA SAINS KIMIA (HIMASAKI)
PERIODE 2020-2021
EX OFFICIO
Steering Committee (SC) : Shofia Khoerunnisa Saef
Organizing Committee (OC) : Muhamad Alfiyan
Sekretaris OC : Nadila Rianjani Sibuea
Bendahara OC : Meti Lisnawati
BIDANG - BIDANG
1. Bidang Acara
OC: Linda Lutfiyah Rahayu
Staff :
Reni Apriliani
Lhuvita Rachmadhanti
Riska Cindi Yustiarini
Intan Purnama Sari
Ichwan Bagus Febrianto
2. Bidang Kestari
OC: Aulia Fadila
Staff :
Muhammad Fajrin Andi K
Wafa Nurrifkiah
Amirah Firyal Humaira
Renaldi Arif Maulana
Ahmad Syaefa Fadilah
3. Bidang PDD
OC : Mia Amalia Luthfiah
Staff :
Agni munjiah
Syahrul Gopar Sidik
Nindi Juani F
Muhammad Bevan Fakhry R
4. Bidang Korlap
OC : Nouval Khairul Azwar Mutaqin
Staff :
Alfi ikhlasul amal
Fitria Listi Novianti
Karina Atisah
Adnan faras suhendi
Muhamad Rizki Muttaqin
5. Bidang Logistik
OC : Amalia Firada Baifin
Staff :
Rina nurlaelasari
Adham Faris Ahmad Taufiq
Ima Nurul Imaniah
Intan Junia Anggara
6. Bidang Konsumsi dan Kesehatan
OC : Nuraini Mareta Laut
Staff :
Sucitra
Sipa Mualipah
Eldina Nur Azhari
Fitra Aqmi Muttaqin
Dini Fujianti
Scientific Exploration
LIDAH BUAYA SEBAGAI MEDIA ANTISEPTIK ALAMI
Menjaga kebersihan di era pandemi saat ini merupakan hal utama yang perlu dilakukan semua orang. Dengan cara ini, kita dapat menurunkan resiko penyakit, baik infeksi virus corona maupun penyakit lain. Penyakit infeksi (infectious disease) adalah penyakit yang terjadi akibat mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Menurut WHO tahun 2006, lebih dari 45% kematian yang terjadi di negara-negara ASEAN adalah akibat penyakit infeksi. Di Indonesia sendiri pada tahun 2010, penyakit infeksi menempati urutan kedua yaitu sebesar 29,5%. Infeksi sendiri dapat terjadi di masyarakat maupun di rumah sakit, karena penyakit ini dapat menular dengan mudah, salah satunya melalui tangan. Oleh karena itu mencuci tangan adalah salah satu solusi untuk mengurangi tingkat penularan. Salah satu cara pencegahan infeksi yang ditetapkan oleh Center for Disease Control adalah dengan penggunaan antiseptik untuk membersihkan tangan atau bagian tubuh lain.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Penggunaan antiseptik bertujuan untuk menonaktifkan atau melenyapkan mikroba, dimana hal tersebut menjadi langkah yang penting untuk pencegahan terjadinya infeksi. Era modern seperti saat ini dimana masyarakat memiliki jadwal yang padat membuat masyarakat ingin serba praktis dalam membersihkan tangan. Dalam kondisi tertentu, orang kesulitan mencari air ataupun sabun pembersih tangan.
Sabun dan air sendiri tidak selalu ada di setiap tempat dan tidak sesuai dengan keinginan. Terkadang air yang tersedia tidak higienis. Selain itu, sabun yang disediakan terkadang menimbulkan anggapan negatif terhadap kebersihannya. Hand sanitizer menjadi solusi untuk menggantikan air dan sabun sebagai media antiseptik pembersih tangan. Meskipun praktis, beberapa jenis hand sanitizer di pasaran masih menggunakan alkohol dengan konsentrasi ± 50% sampai 70% sebagai bahan antibakterinya. Penggunaan alkohol dalam hand sanitizer dirasa kurang aman terhadap kesehatan karena alkohol merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Alkohol juga merupakan zat yang mudah terbakar dan pada pemakaian berkala dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit.
Meningkatnya keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan alam atau “back to nature” ditanggapi dengan banyaknya produk-produk tropikal berbahan aktif tanaman untuk perawatan kesehatan, kosmetik, dan pencegahan penyakit. Hand sanitizer yang berasal dari bahan alam lebih aman untuk digunakan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan antiseptik adalah lidah buaya. Tanaman dengan nama latin Aloe vera L. ini merupakan tanaman fungsional yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Penelitian menunjukkan lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang bersifat antiseptik.
Mekanisme kerja saponin sebagai antiseptik yaitu dengan cara menyebabkan kebocoran protein dan enzim dari dalam sel bakteri Porphyromonas gingivalis. Saponin sendiri merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis pada sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel bakteri, bakteri tersebut akan pecah atau lisis.
Mekanisme kerja flavonoid berfungsi sebagai antiseptik diduga dengan cara berinteraksi dengan sel bakteri melalui adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen dengan gugus fenol. Atom H pada kompleks protein yang terdapat pada dinding sel berikatan dengan gugus fenol pada flavonoid, selanjutnya protein mengalami penguraian diikuti oleh penetrasi flavonoid ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein plasma.
Mekanisme polifenol sebagai agen antiseptik berperan sebagai toksin dalam protoplasma, merusak, dan menembus dinding sel serta mengendapkan protein sel bakteri. Senyawa fenolik bermolekul besar mampu menonaktifkan enzim essensial di dalam sel bakteri meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Polifenol dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protein, menonaktifkan enzim, dan menyebabkan kebocoran sel.
Mekanisme kerja tanin sebagai antiseptik yaitu dengan cara menyebabkan sel Porphyromonas gingivalis menjadi lisis. Hal ini terjadi karena tanin memiliki target pada dinding polipeptida dinding sel bakteri sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna dan kemudian sel bakteri akan mati. Tanin juga memiliki kemampuan untuk menonaktifkan enzim bakteri serta mengganggu jalannya protein pada lapisan dalam sel.
Sumber :
Dewi, Dyanti Warrahmah, Siti Khotimah, dan Delima Fajar Liana. 2016. “Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe vera L) sebagai Antiseptik Pembersih Tangan terhadap Jumlah Koloni Kuman”. Cerebellum, 2(3), 577-589
NGOPI 2.0: I CAN’T BUT WE CAN
Ngobrol Perkara HIMASAKI (NGOPI) telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2021 di Sans Co. Cafe, Dago Atas Bandung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. NGOPI kali ini bernama NGOPI 2.0: I CAN’T BUT WE CAN, adapun tema yang diusung ialah “Give The Appreciation to Take The Experience”. Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus HIMASAKI periode 2020-2021 dan demisioner HIMASAKI periode 2019-2020, acara ini dijadikan sebagai ajang silaturahmi dan sharing pengalaman antara pengurus dan demisioner.
Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, pada sesi pertama dipandu oleh seorang MC yang bernama Eka Febrianti. Pada sesi ini, pengurus HIMASAKI 2020-2021 memberi apresiasi sebesar-besarnya kepada demisioner secara simbolis melalui pemberian sertifikat kepengurusan yang diwakili oleh saudara Ravli Maulana Yusuf selaku Ketua Umum HIMASAKI 2019-2020, saudari Rizki Amelia selaku Bendahara Umum 2019-2020, saudari Eva Asadah selaku Kepala Departemen Organisasi 2019-2020, dan saudara Taupik Hidayat selaku Kepala Departemen Minat dan Bakat 2019-2020.
Pada sesi kedua, acara dipandu oleh Yusri Fauzan dan Diana Alfarizqi selaku MC. Pada sesi ini pengurus dan demisioner saling berbagi cerita dan pengalaman saat menjalani kepengurusan di HIMASAKI. Para demisioner pun berpesan bahwa dalam suatu kepengurusan pasti kita akan merasa lelah, akan tetapi kelelahan itu bukan menjadi alasan untuk berhenti melangkah, ingatlah komitmen dan semangat yang menggebu-gebu ketika awal bergabung dalam kepengurusan, dan tuntaskan tanggung jawab sebagai seorang pengurus organisasi.
Dipenghujung acara, komunitas stereo kimia menampilkan beberapa lagu untuk menghibur peserta yang hadir. Kegiatan NGOPI ini ditutup dengan sesi dokumentasi bersama.
Webinar Nasional Kimia 2021
Webinar Nasional Kimia merupakan salah satu program kerja Bidang Keilmuan Departemen Penelitian Keilmuan dan Kerohanian yang dilakukan sebagai bentuk dan implementasi pendidikan yaitu pengenalan aplikasi ilmu kimia dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang kesehatan dengan tema “Optimalisasi Vaksinasi Covid-19: Tak Kenal maka Tak Kebal”.
Kegiatan webinar ini dilatarbelakangi oleh pro dan kontra mengenai vaksinasi yang sedang marak di Indonesia. Maka dari itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk untuk memberikan pemahaman tentang adanya peran nyata kimia dan aplikasi ilmu kimia khusunya dalam pembuatan vaksin sebagai bagian dari kebermanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat, dimana vaksin ini sangat penting guna mencengah penyakit pada masa pandemi Covid-19.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah mengenai gambaran umum vaksin Covid-19, jenis vaksin dan tingkat keamanannya di dalam tubuh, serta cara kerja vaksin di dalam tubuh, dan efek samping dari vaksinasi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Mei 2021 dengan mendatangkan narasumber yang luar biasa, yaitu dr. Eri Juhaeriah seorang Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Sumber Hurip. Disamping itu, kegiatan webinar ini dihadiri oleh masyarakat umum dari berbagai daerah, baik dari Pulau Jawa maupun dari luar Pulau Jawa. Webinar ini juga berlangsung dengan sangat interaktif karena adanya interaksi dua arah antara narasumber dengan peserta.
Dokumentasi :