Saturday, January 19, 2013
Endapkan Partikel Logam
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif
rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir
partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi,
dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan
sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil
dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih
air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.
”Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan
kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut
memenuhi standar baku air minum dan air bersih,” katanya.
Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai Mahakam yang
sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan serbuk biji kelor
menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah memenuhi standar baku mutu air minum,
yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air bersih 1,0 mg/l.
Sedangkan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/I menjadi 0,12mg/l, telah
memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang diperbolehkan, yaitu 1
mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn) yang semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l,
telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih 0,1 mg/l dan 0,5
mg/l.
Arang
Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma kelor yang khas
masih terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air harus ditambahkan arang
yang dibungkus sedemikian rupa agar tidak bertebaran saat proses pengadukan.
Arang berfungsi untuk menyerap aroma kelor tersebut.
Selain itu, dari hasil uji sifat fisika kualitas air Sungai Mahakam dengan
parameter kekeruhan yang semula mencapai 146 NTU, setelah dibersihkan dengan
sebuk biji kelor menurun menjadi 7,75 NTU, atau memenuhi standar baku air
bersih yang ditetapkan, yaitu 25NTU. Untuk parameter warna yang semula sebesar
233 Pt.Co menjadi 13,75 Pt.Co, atau telah memenuhi standar baku mutu air minum
dan air bersih 15 Pt.Co dan 50 Pt.Co.
Membuat Serbuk
Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan menumbuk biji
buah kelor yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air
limbah, dengan perbandingan tiga sampai lima miligram untuk satu liter air dan
diaduk cepat. Dalam waktu 10 hingga 15 menit setelah pengadukan, partikel-partikel
kotoran yan terdapat di dalam air akan menyatu dan mengendap, sehingga air
menjadi jernih.
Enos, yang juga kepala Laboratorium Pulp dan Kertas Fahutan Unmul
mengatakan, pihaknya juga telah membuat ekstraktif kelor dengan konsentrasi
lima persen, yaitu dengan merebus lima gram tepung biji kelor ke dalam 100 ml
air hingga mendidih dan disaring.
”Air saringan kelor ini dapat digunakan untuk menjernihkan air, caranya
dengan mencampur tiga hingga lima militer ekstrak biji kelor ke dalam satu
liter air dan diaduk dengan cepat,” katanya. Disebutkan, dalam satu polong buah
kelor terdapat 10 hingga 15 biji kelor dengan berat masing-masing biji sebesar
2,5 gram tanpa kulit ari, dan dari 10 biji kelor dapat dibuat menjadi serbuk
untuk menjernihkan air sebanyak 40 liter.
Lebih Ekonomis
Kepala laboratorium pengujian air PDAM Unit Cendana (Samarinda), Alimudin
mengakui, cara tersebut lebih ekonomis dibanding menggunakan sistem penjernihan
air dengan bahan baku tawas yang digunakan selama ini. Perbedaan penjernihan
air dengan menggunakan tawas dan serbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu
pengendapan partikel setelah pengadukan, yaitu hanya lima menit, sedangkan
dengan serbuk kelor mencapai 10 hingga 15 menit.”Dalam tiga bulan pertama
tumbuhan tersebut sudah cukup besar dan enam bulan kemudian sudah berbuah dan
bisa dimanfaatkan bijinya,” katanya.
Oleh sebab itu, tambahnya, memanfaatkan kelor untuk menjernihkan air
merupakan alternatif terbaik dan lebih ekonomis, efisien serta turut
melestarikan lingkungan dengan membudidayakan tanaman tersebut di sekitar DAS.
http://filterpenyaringair.com/search/manfaat-biji-kelor-untuk-penjernihan-air/
Post a Comment