- Home>
- FTIR (Fourier Tramsform Infra Red)
Saturday, July 25, 2020
FTIR (Fourier Tramsform
Infra Red)
Bidang Keilmuan - Himasaki Periode 2019-2020
Bidang Keilmuan - Himasaki Periode 2019-2020
Secara
umum, FTIR digunakan untuk menganalisis senyawa berdasarkan identifikasi gugus
fungsinya pada panjang gelombang 14000-10/cm. Analisis senyawa dengan FTIR
dapat berupa analisis kualitatif dan atau kualitatif. Pada riset kuantitatif,
FTIR digunakan untuk mengetahui konsentrasi analit dalam sampel. Dasar dari
analisis kuantitatif ini adlah hokum Lambert Beer’s. Pada riset kualitatif,
FTIR dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang terkandung dalam
sampel.
Prinsip
kerja FTIR adalah interaksi antara energi dan materi. Infrared yang melewati
celah ke sampel, dimana celah tersebut berfungsi mengontrol jumlah energi ysng
disampaikan kepada sampel. Kemudian beberapa infrared diserap oleh sampel dan
yang lainnya di transmisikan melalui permukaan sampel sehingga sinar infrared
lolos ke detektor dan sinyal yang terukur kemudian dikirim ke komputer dan
direkam dalam bentuk puncak-puncak. Dalam FTIR terdapat 5 komponen utama
penyusunya, yaitu :
1. Laser,
berfungsi sebagai kalibrator internal yang memiliki panjang gelombang tertentu
dan alignment tool untuk memastikan komponen optic dalam keadaan baik
2. Intereferometer,
berfungsi untuk menciprakan panjang gelombang infra merah (400-4000 /cm). Di
dalam intereferometer terdapat 3 komponen utama : fix mirror, moving mirror,
dan beam splitter
3. Daerah
cuplikan, dimana berkas acuan dan cuplikan masuk ke dalam daerah cuplikan dan
masing-masing menembus sel acuan dan cuplikan secara bersesuaian
4. IR-Source
(sumber sinar) berfungsi sebagai sumber energi utama cahaya infra merah yang
terbuat dari filament Nernst yang dipanaskan menggunakan listrik hingga suhu
1000-1800℃
5. Detektor,
berfungsi untuk menangkap sinyal (interferogram) infra merah setelah melewati
sampel, sehingga dapat diubah menjadi sinyal digital untuk dikirim ke computer.
Didalam komputer sinyal interferogram ini diterjemaahkan kedalam spectrum infra
red melalui persamaan matematika Fourier Transform
Adapun
cara kerja dari FTIR ini adalah pada saat sinar inframerah dipancarkan, timbul
perbedaan jarak yang ditempuk menuju cermin yang bergerak tegak lurus (M) dan
cermin yang diam (F). Perbedaan jarak tempuh radiasi itu disebut dengan retardasi (δ). Hubungan antara
intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram. Sedangkan sistemoptik
dari Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer
disebut sebagai sistem optik Fourier
Transform Infra Red.
Pada
sistem optik Fourier Transform Infra Red
digunakan radiasi LASER (LightAmplification
by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang
diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah
yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor
yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine Sulphate (TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (MCT).
Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada
frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh
temperatur,sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi
infra merah.
Analisis
dengan FTIR memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah :
1. Dapat
digunakan pada semua frekuensi dari sumber cahaya secara simultan, sehingga
analisis dapat dilakukan lebih cepat dari pada menggunakan cara scanning.
2. Sensitivitas
FTIR adalah 80-200 kali lebih tinggi dari instrumentasi disperse standar karena
resolusinya lebih tinggi. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih
besar dari pada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor
lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless)
3. Pada
FTIR, mekanik optik lebih sederhana dengan sedikit komponen yang bergerak
dibanding spektroskopi infra merah lainnya, dapat mengidentifikasi meterial
yang belum diketahui, serta dapat menentukan kualitas dan jumlah komponen
sebuah sampel
Untuk lebih jelasnya,
dapat mengunjungi video pada link https://www.youtube.com/watch?v=KRoWMB3AR3s
Post a Comment