Archive for May 2015

  • Teknik Pemisahan Radiosotop

    0
    Teknik Pemisahan Radiosotop

            Cara Pengendapan
                Kemurnian radionuklida yang diperoleh sangat tergantung pada kecepatan pengendapan, konsentrasi, pH, jenis pereaksi, suhu dan lain sebagainya. Biasanya timbul masalah karena endapan yang diperoleh sedikit, karena itu sering ditambahkan pengemban. Kelemahannya adalah menyebabkan aktivitas spesifik yang rendah.

            Cara Destilasi
                Berdasarkan perbedaan sifat fisika dan sifat kimia antara radionuklida dengan sasaran dapat dipisahkan secara destilasi.

            Cara Kromatografi
                Untuk pemisahan pada umumnya dilakukan dengan kromatografi kolom dengan fase diam seperti alumina, silika gel, sbb. Cara ini makin dikembangkan terutama untuk sistem generator isotope

            Generator Isotop
    Generator isotop adalah suatu sistem yang terdiri dari 2 macam radionuklida, dimana satu radionuklida mempunyai waktu paruh panjang dan menghasilkan radioisotop yang lain yang mempunyai waktu paruh lebih rendah.Aktivitas sistem ini menurun mengikuti waktu paruh induk dan primitip generator ini adalah memisahkan nuklida anak dari induknya. Dengan cara ini memungkinkan pemakaian radioisotop dengan waktu paruh pendek pada tempat yang jauh dari pusat reaktor. Hal ini penting pada bidang kedokteran mengingat radioisotop yang dihasilkan mempunyai waktu paruh pendek sehingga tidak membahayakan pasien.
    Contoh :PEMISAHAN RADIOISOTOP188Re DARI RADIOISOTOP 188W MELALUI KOLOM GENERATOR 188W/188Re BERBASIS ALUMINA
            Resin Penukar Anion
    Contoh :PEMISAHAN RADIOISOTOP 115mIn MENGGUNAKAN KOLOM KROMATOGRAFI DENGAN RESIN AG 1X8 (Cl-)
    Resin penukar anion secukupnya dimasukkan kedalam kolom (dengan ketinggian resin dalam kolom 2 cm). Resin penukar anion dicuci dengan etanol secukupnya (dilakukan 3 kali ulangan). Resin penukar anion dicuci lagi dengan larutan HCl 0,05 M secukupnya (dilakukan 3 kali ulangan). Resin dicuci dengan akuades secukupnya (lakukan 3 kali ulangan). Resin dibiarkan terendam dalam akuades. Sejumlah tertentu stok Cd teriradiasi dimasukkan ke dalam kolom, dan dibiarkan menetes kebawah sebagai limbah. Kolom dicuci dengan menuangkan 20 mL HCl 0,05 M dan eluat tamping dalam botol plastic. Kolom resin yang sudah berisi 115Cd diluruhkan selama 24 jam. Selanjutnya kolom dielusi dengan 10 mL HCl 0,05 M dan eluat ditampung dalam botol plastic. Masing – masing eluat dalam botol 1 dan 2 dicacah dengan mengambil cuplikan sebanyak tertentu dengan spectrometer gamma (dilakukan 3 kali pencacahan). Luas puncak pada energy yang ada dicetak. Larutan yang ada pada botol 1 dan 2 masing – masing sebagai spesi cadmium teriradiasi yang tidak terikat dalam kolom.

            Elektroforesis
    Contoh :PEMISAHAN DAN KARAKTERISASI SPESI SENYAWA KOMPLEKS YTRIUM-90 DAN STRONSIUM-90 DENGAN ELEKTROFORESIS KERTAS

    Perbedaan Pembangkit Listrik Konvensional (PLK) dengan PLTN

    Dalam pembangkit listrik konvensional, air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran bahan fosil (minyak, batubara, dan gas). Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin uap yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga akan menghasilkan tenaga listrik. Pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara, minyak dan gas mempunyai potensi menimbulkan dampak negatif ke lingkungan serta masalah transportasi bahan bakar dari tambang menuju lokasi pembangkitan. Dampak lingkungan akibat pembakaran bahan fosil tersebut dapat berupa CO, (karbon dioksida), SO, (sulfur dioksida) dan NO, (nitrogen oksida), serta debu yang mengandung logam berat. Kekhawatiran terbesar dalam pembangkitan listrik dengan bahan bakar fosil adalah dapat menimbulkan hujan asam dan peningkatan pemanasan global.
    PLTN beroperasi dengan prinsip yang sama seperti PLK, hanya panas yang digunakan untukmenghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran fosil, tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam suatu reaktor nuklir. Tenaga panas tersebut digunakan untuk membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap (Steam Generator) dan selanjutnya sama seperti PLK, uap digunakanu ntuk menggerakkantu rbin-generators ebagapi embangkitt enagal istrik. Sebagai pemindah panas digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi.
    Proses pembangkitan listrik ini tidak membebaskan asap atau debu yang mengandung logamberat yang dibuang ke lingkungan atau melepaskan partikel yang berbahaya seperti CO2, SO2, NO^ ke lingkungan, sehingga PLTN ini merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN adalah berupaelemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN sebelum dilakukanpenyimpanan secaralestari .

    Pembelahan Inti
    Panas yang dipergunakan untuk membangkitkan uap diproduksi dari pembelahan inti atomyang dapat diuraikan sebagai berikut:
    Apabila satu neutron (dihasilkan dari sumber neutron) tertangkap oleh inti atom U-235, inti atom akan terbelah menjadi 2 atau3 bagian/fragmen. Energi yang semula mengikat fragmen tersebutdiubah menjadi energi kinetik sehingga mereka bergerak dalam kecepatan tinggi. Karena fragmen-fragmen itu berada dalam struktur kristal uranium maka gerakannya akan diperlambat. Dalam prosesp erlambatanin ilah energik inetik dikonversim enjadi energy panas (energit ermal). Energi termal pembelahan 1 kg U-235 murni sekitar 17 milyar kkal atau setara dengan energi termal yang dihasilkan dari pembakaran 2,4 jutakg (2.400 ton) batubara. Selain fragmen-fragmen tersebut reaksi pembelahan inti juga menghasilkan 2 atau 3 neutron yang dilepaskan dengan kecepatan 10.000 km/detik. Neutron-neutron ini disebut neutron cepat yang mampu bergerak bebas tanpa dirintangi oleh atom-atom uranium atau atom-atom kelongsongnya.
    Agar mudah ditangkap oleh inti atom uranium guna menghasilkan reaksi pembelahan, maka kecepatanneutron ini harus diperlambat. Zatyang dapat memperlambat kecepatan neutron disebut moderator. Panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan didinginkan oleh air yang bertekanan 160 atm dan suhu 300 oC secara terus menerus dipompakan ke dalam reactor melalui saluran pendingin reaktor.
    Tidak hanya sebagai pendingin air ini juga berfungsi sebagai moderator, yaitu medium yang
    memperlambat neutron. Neutron cepat akan kehilangan energinya selama menumbuk atom-atomhidrogen, setelah kecepatannya turun sampai 2000 m/s atau sama dengan kecepatan molekul gas pada suhu 300'C barulah ia mampu membelah inti atom U-235, neutron yang telah diperlambat inidisebut neutron termal dan menvebabkan teriadinva reaksi berantai.

    Beberapa tipe PLTN diantaranya:
    ReaktorAir Mendidih (Boiling Water Reactor)
    Reaktor jenis ini memanfaatkan air (H2O) sebagai pendingin reaktor dan moderator. Panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi dalam elemen bakar akan diserap oleh air, sehingga air akan mendidih dan berubah menjadi uap. Uap yang dihasilkan akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin-generator sehingga dihasilkan listrik. Uap yang telah menggerakkan turbin kemudian didinginkan sehingga berubah menjadi air kembali dan dipompa kembali ke dalam reaktor. Dalam reaktor BWR hanya terdapat satu sistem sirkulasi pendingin.

    Reaktor Air Bertekanan (Pressurized Water Reactor)
    Reaktor PWR menggunakan air (H2O) sebagai pendingin. Reaktor ini memiliki dua sistem sirkulasi pendingin, yaitu pendingin primer dan pendingin sekunder. Sirkulasi pendingin primer berisi air yang berhubungan langsung dengan sumber panas. Air pendingin sekunder dibuat bertekanan tinggi sehingga tidak akan mendidih walaupun berada dalam temperatur yang sangat tinggi. Panas dari sistem pendingin primer kemudian akan dipindahkan ke sistem pendingin sekunder. Air dalam sistem sekunder ini akan berubah menjadi uap dan kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin-generator dan menghasilkan listrik.

    Reaktor Air Berat Bertekanan (Pressurized Heavy Water Reactor)
    Reaktor ini prinsip kerjanya mirip dengan jenis PWR. Letak perbedaan adalah pendingin yang digunakan adalah air berat (D2O). Penggunaan air berat membuat reactor jenis ini bisa menggunakan uranium alam yang tidak diperkaya sebagai bahan bakar.

    Reaktor Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR)
    Gas CO, yang disirkulasikan ke dalam bahan bakar reaktor berfungsi sebagai pendingin siklusprimer. Gas panas yang keluar dari reaktor kemudian masuk ke dalam steam generator untuk PLTN Vattenfall Jerman di malam hariDesain PLTN portabel generasi baru Ruang kendali PLTN membangkitkan uap pada siklus sekunder yang menggunakan air sekaligus mendinginkan gas Coz tersebut sebelum kembali masuk ke dalam reaktor. Pada tipe ini, grafit dipergunakan sebagai moderator sehingga bisa mempergunakan uranium alam tidak diperkaya sebagai bahan bakar.



    Reaktor Grafit Berpending in Air (Light Water Graphite Reactor, LWGR)
    Reaktor ini mempergunakan grafit sebagai moderator dan air sebagai pendingin. Air pendingindibiarkan mendidih di dalam reaktor dan uapnya kemudian dipisahkan dari air dalam steam drum. Uap kemudian dipergunakan untuk menggerakkan turbin. Reaktor yang mengalami kecelakaan di Chernobyl termasuk ke dalam reaktor tipe ini.

    Reaktor Pembiak Cepat (Fast Breeder Reactor, FBR)
    Reaktor ini mempergunakan plutonium (Pu-239) sebagai bahan bakar plutonium ditempatkan di bagian tengah inti reaktor, kemudian disebelah luarnya dikelilingi oleh U-238. Uranium-238 ini menyerap neutron yang berasal dari reaksi hasil fisi di bagian tengah reaktor, sehingga berubah menjadi Pt-239. Produksi Pu-239 inilah yang dikenal sebagai pembiakan bahan bakar. Dengan tanpa adanya moderator di dalam reaktor untuk menurunkan energi neutron membuat reaktor ini disebut pembiak cepat. Sebagai pendingin dipakai logam cair sodium (Na) yang tidak bersifat memoderasi dan tahan terhadap temperatur ekstrim di dalam reaktor.

    Reaktor Pebble Bed (Pebble Bed Reactor)
    Reaktor ini mempergunakan bahan bakar keramik uranium (U), plutonium (Pu) dan thorium (Th) berbentuk bola (pebble). Bola-bola diletakkan ke dalam silinder reaktor yang bagian bawahnya berbentuk seperti corong sebagai tempat keluarnya bahan bakar yang sudah habis terpakai. Gas helium yang dialirkan di sela-sela tumpukan bola-bola keramik berfungsi sebagai pendingin yangmenyerap panas hasil reaksi fisi untuk kemudian dipindahkan ke air pendingin melalui steqm generator.Grafit pada struktur bahan bakar atau bola-bola grafit yang dicampur dengan bola-bola bahan bakar berfungsi sebagai moderator. Aliran tipikal dari pebble ini adalah satu pebble setiap menit.
    Cara Kerja PLTN : Teras dan bejana reaktor
    Bagian utama PLTN adalah teras reaktor yang terletak di dalam bejana reaktor. Teras reaktor merupakan susunan bahan bakar nuklir. Bahan bakar nuklir adalah uranium yang diperkaya (ditingkatkan persentasi dan komposisinya) lalu dibentuk seperti pelet dan dimasukkan dalam kelongsong zirkonium alloy menjadi batang bahan bakar.

    Cara Kerja PLTN : bahan bakar nuklir (sumber : en.wikipedia.org)
    Batang bahan bakar selanjutnya disusun menjadi perangkat bahan bakar (lihat gambar di bawah). Pada akhirnya perangkat bahan bakar disusun dalam teras reaktor. Air pendingin dialirkan di sela-sela batang bahan bakar sebagai pendingin reaktor PLTN.
    Cara Kerja PLTN : Sistem Pendinginan
     Energi besar yang didapat dari pengaktifan bahan bakar nuklir sangat besar (ingat persamaan Einstein E= mc^2). Makanya diperlukan kontrol ketat supaya tidak terjadi panas berlebihan di dalam reaktor. Air di sini berperan sebagai pendingin sistem reaktor dan juga moderator atau memperlambat gerak neutron (sebagai kontrol dan rem dalam reaksi rantai).

    Cara kerja PLTN : sistem pendinginan (sumber :globalresearch.ca)
    Secara singkat aliran air adalah sebagai berikut. Air yang telah dimurnikan dipompakan dengan pompa umpan masuk ke bejana reaktor (reactor core). Air ini menyedot panas dari batang-batang bahan bakar nuklir lalu berubah menjadi campuran uap dan air.
    Pada bagian atas bejana reaktor, terdapat pemisah uap (steam dyer and moisture). Uap dipisahkan dari air dan air dikembalikan ke bejana dengan menggunakan pompa sirkulasi (recirculation pump). Sementara itu, uap air selanjutnya melewati pipa uap (steam line) dan dialirkan ke turbin dan memutar turbin. Turbin dihubungkan dengan generator listrik dan menghasilkan listrik.
    Uap setelah keluar dari turbin selanjutnya diembunkan pada kondenser menjadi air. Air ini kemudian dipompakan kembali ke bejana reaktor. Demikian seterusnya sehingga terjadi siklus air dari bejana reaktor, turbin, kondenser, pompa umpan dan kembali ke bejana reaktor. Pendingin kondenser sendiri kebanyakan menggunakan air laut sebagai bahan pendingin (Ini juga yang menyebabkan banyak PLTN dibangun dekat laut).Pada sistem ini, diperlukan suplai daya listrik untuk menggerakkan pompa umpan, pompa sirkulasi reaktor dan pompa pendingin kondenser. Daya listrik ini diperoleh dari generator PLTN.

    Cara Kerja PLTN Sistem Pendinginan pasca Shutdown

    Tidak seperti pembangkit listrik lainnya yang mudah dalam pengontrolan (mudah dihidup-matikan), PLTN sulit dikontrol dalam hal shutdown ini.Setelah reaktor nuklir dimatikan, masih tersisa kalor akibat peluruhan radioaktif dari reaksi fisi. Memang kalor yang diemisikan lebih rendah dibanding kala berjalan normal (sekitar 3% dari daya normal), namun tetap saja perlu pendinginan guna mencegah kerusakan susunan bahan bakar dalam teras reaktor (meltdown) akibat overheating (kelebihan panas).
    Teknik Pemisahan Radiosotop •         Cara Pengendapan             Kemurnian radionuklida yang diperoleh sangat tergantung pada kecep...
  • Copyright © - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023