Archive for 2022

  • Scientific Exploration 10 : PSIKOLOGI TAHAJUD

    0

     PSIKOLOGI  TAHAJUD

    Psikoterapi merupakan pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknik khusus yang dilakukan pada penyembuhan penyakit mental lewat keyakinan agama dan diskusi personal.

    Di zaman ini pengetahuan dan teknologi medis telah maju demikian pesatnya, membantu manusia mendapatkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam hal kesehatan titik namun, tidak selamanya manusia merasakan kecanggihan teknologi medis tersebut

    Gangguan kesehatan pada manusia umumnya disebabkan karena tingkat stres yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap sistem fungsi saraf dan tubuh manusia

    Salat tahajud sebagai psikoterapi memiliki makna dan peranan yang besar dalam memberikan ketenangan dan ketentraman hidup dalam jiwa seseorang

    Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh imunologi mengurangi resiko penyakit jantung, meningkatkan usia harapan titik sedangkan stress menyebabkan rentan terhadap infeksi dan mempercepat perkembangan sel kanker dan meningkatkan metatasis

    Stres yang berlebih akan meningkatkan ketidakseimbangan irama hasilkan Dian dalam tubuh manusia bahkan apabila stress mencapai tingkat exhaustion stage dapat menimbulkan kegagalan fungsi sistem imun dan mendatangkan penyakit

    Salat tahajud yang dilakukan secara kontinyu akan memperbaiki emosional positif dan efektivitas coping emosional positif dapat menghindarkan dari stres. Sehingga memicu perubahan irama syirkahndian menjadi dikenal dan sirkandiyan sekresi kortisol di malam hari akan meningkat. Peningkatan ini beriringan dengan meningkatnya ketenangan jiwa kita

    Peningkatan sirkandiyan sekresi korsi kortisol akan memodulasi sistem imun melalui alur kerja emosional positif ditransmisi ke sistem limbik dan korteks sereberal dengan tingkat konektivitas yang kompleks antara batang otak,talamus, hipotalamus prefantal kiri dan kanan,hipocambus,dan amigdala.

    Hal tersebut menyebabkan keseimbangan antara sintesis dan sekresi nitrotransmitter, GABA dan antagonis GABA oleh hipokampus dan amigdala, dopamin, serotonin, dan norepinefrin.

    Dengan demikian tahajud dapat meningkatkan dan memperbaiki respon ketahanan tubuh imunologik respon imunologis yang baik dapat menghindarkan dari stres yang memicu resiko terkena penyakit jantung hipertensi kanker dan penyakit lain.



    Sumber : 

    Mohammad Sholeh (2016). Tahajud dapat Menyembuhkan Penyakit. Journal : Sains dalam Islam

      PSIKOLOGI  TAHAJUD Psikoterapi merupakan pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknik khusus yang dilakukan pada penyem...
  • PENGUMUMAN SUSUNAN KEPANITIAAN MUSKOM 2022

    0

     PENGUMUMAN SUSUNAN KEPANITIAAN
    MUSKOM 2022


    Assalamualaikum Wr.Wb

    Selamat siang markisa, tidak terasa masa bakti kepengurusan HIMASAKI 2021 – 2022 akan segara lengser dan akan terbentuk kepengurusan yang baru. Guna mencapai hal itu, setelah melalui beberapa proses, berikut kami lampirkan Susunan Kepanitiaan Musyawarah Komisariat (MUSKOM) HIMASAKI 2021 – 2022. 

    Kami ucapkan selamat berproses, dan berikan yang terbaik pada setiap proses yang kamu jalani.


    SUSUNAN KEPANITIAN

    MUSYAWARAH KOMISARIAT HIMASAKI 2021 - 2022

    Penanggung Jawab : Yusri Fauzan 

    (Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Sains Kimia periode 2021 – 2022)

    Steering Committe (SC) : Reni Apriliani

    Ketua OC : Ilham Maulana Syahidan 

    Sekertaris OC : Anisa Nurhasanah

    Bendahara OC : Riska Cindi Yustiarini


    1. Bidang Acara 

    Kabid: Hani Alvianingsih

    1. Devi Novia Sari

    2. Tiara Ratna Rismayanti

    3. Anisa Silmi Rosuli


    2. Bidang Kestari 

    Kabid: Renaldi Arif Maulana 

    1. Lathifa Nur Aisha

    2. Nova Khoerotun Ni’mah

    3. Fiona Putri Septiani


    3. Bidang kesehatan dan konsumsi 

    Kabid: Intan Purnama Sari 

    1. Jajat Sudrajat

    2. Siti Amelia Nurazizah

    3. Tia Esti Pebriyanti


    4. Bidang Korlap 

    Kabid: Syahrul Ghofar Sidik

    1. Nursita Mawadah

    2. Yoga Pradana

    3. Muhammad Reiva Taufiqurrahman

    4. Syifa Nurul Fauziyyah


    5. Bidang PDD 

    Kabid: Ratri Nastiti Ningrum

    1. Mutiara Sani Gunawan

    2. Muhammad Sahlan Arrosyid

    3. Ilmi Fauziyah


    Untuk nama – nama diatas silahkan bergabung melalui link berikut : ….


      PENGUMUMAN SUSUNAN KEPANITIAAN MUSKOM 2022 Assalamualaikum Wr.Wb Selamat siang markisa, tidak terasa masa bakti kepengurusan HIMASAKI 2021...
  • Scientific Exploration 9 : IRADIASI PANGAN

    0

     IRADIASI PANGAN

    Produk pangan olahan siap saji khas Indonesia seperti rendang, dll dapat di iradiasi karena dapat disimpan pada suhu kamar, makanan ini  juga dapat menjadi sumber makanan dalam keadaan darurat.

    Masyarakat saat ini lebih menginginkan jenis makanan yang cepat saji, praktis, namun tetap aman, higienis dan berkualitas. Berdasarkan hal ini, telah dikembangkan produk pangan siap saji berbasis resep tradisional yang disterilkan dengan radiasi pengion dosis tinggi yang memiliki prospek karena berkualitas, praktis, tahan lama, dan aman dikonsumsi (Irawati, 2008).

    Radiasi berasal dari sinar yang terdiri dari beberapa panjang gelombang seperti berikut

      

    Sedangkan iradiasi adalah penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber radiasi buatan (Dwiloka, 2002). Radiasi yang digunakan yaitu radiasi pengion berupa sinar gamma yang merupakan radasi elektromagnetik yang dikeluarkan oleh nukleus unsur , sinar ini memiliki daya tembus besar, serta tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan yang diiradiasi. Tidak berubahnya suhu akan menjaga mutu dan kesegaran bahan pangan, dan tidak menimbulkan zat kimia pada bahan atau polusi pada lingkungan (Dwiloka, 2002).

    Penggunaan iradiasi untuk mengawetkan bahan pangan, mulai dipelajari secara intensif sejak tahun 1950 di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain di seluruh dunia, karena pengawetan dengan iradiasi ternyata mempunyai beberapa kelebihan dan keunikan bila dibandingkan dengan proses pengawetan yang lain.

    PENGERTIAN IRADIASI PANGAN

    Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan, membebaskan pangan dari renik patogen serta mencegah pertumbuhan tunas (Permenkes 701-2009 Pangan Iradiasi.).

    Pada pengaruh langsung, penyinaran dengan radiasi pengion dapat menyebabkan kerusakan sel jaringan baik pada mikroba terutama yang bersifat patogen dan pembusuk pada bahan pangan (Morrison, 1989).

    Paparan iradiasi pengion pada dosis rendah  dapat dimanfaatkan untuk menunda pematangan buah dan menghambat pertunasan, dosis sedang  untuk membasmi serangga dan parasit, mikroba, dan patogen, dosis tinggi  untuk membasmi seluruh mikroba patogen termasuk mikroba pembentuk spora (Irawati, 2008). Iradiasi pangan tidak ditujukan untuk membunuh virus atau menghilangkan racun dari bahan pangan.

    KENAPA MAKANAN HARUS DI IRADIASI?

    Iradiasi pangan dilakukan untuk mendapatkan efek sebagai berikut :

    a.       Memperbaiki mutu bahan pangan

    b.      Memperbaiki higiene  bahan pangan

    c.       Memberantas serangga perusak bahan pangan

    d.      Menurunkan residu zat kimia pada bahan pangan

    e.       Perlakua untuk karantina buah-buahan

     

    PERATURAN IRADIASI PANGAN

    UU Pangan RI No.7/1996 yang dijabarakan dalam peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 2004 (Undang-undang Pangan RI Tahun 1996, 2017).

    Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pangan Iradiasi.

    D Indonesia, ijin penggunaan radiasi untuk pengawetan makanan telah dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 826/MENKES/PER/XII/1987. Yang mengatur pengawasan iradiasi makanan dan peredaran bahan makanan iradiasi. Keduanya telah memenuhi pedoman yang disetujui oleh Codex Alimentarius Commision (CAC) tahun 1983. Pedoman CAC disusun sesuai dengan kesimpulan JECFI 1980 ((BPOM), 2004).

    SUMBER IRADIASI

    Berdasarkan aturan BPOM (Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, 2019), Sumber iradiasi yang digunakan dalam proses iradiasi pangan untuk jenis pangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) meliputi:

    a.    Iradiator gamma dengan zat radioaktif

    b.   Mesin pembangkit sinar-X dengan energi

    c.    Mesin berkas elektron dengan energi

    PRINSIP PENGAWETAN PANGAN DENGAN IRADIASI

    Pada proses pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi tinggi yang dikenal sebagai radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi yang dilaluinya (Dwiloka, 2002). Proses iradiasi digambarkan sebagai berikut


    SYARAT IRADIASI PANGAN

    Radiasi yang digunakan tidak boleh menyebabkan terbentuknya senyawa yang radioaktif pada bahan pangan. Berdasarkan penelitian, FAO dan IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional) telah menetapkan bahwa sumber radiasi untuk pengawetan bahan pangan harus memiliki energi maksimum untuk sumber radiasi sinar gamma dan sinar -X yaitu 5MeV dan untuk sumber  elektron sebesar 10 MeV (Kawabata, 1966). Sinar gamma dari  yaitu 1,33 MeV sedangkan dari  yaitu 0,66 MeV. Dengan demikian, penggunaan kedua jenis radionuklida ini sudah terjamin terhindar dari pembentukan radioaktivitas pada pangan yang diiradiasi.

    PROSES OLAHAN PANGAN SIAP SAJI

    Proses pengolahan pangan harus tetap memperhatikan Good Manufacturing Practice & Good Hygiene Practice oleh seluruh pihak


      (SNI 8352, 2017).


    SYARAT PANGAN SIAP SAJI

    Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 8352, 2017) terkait syarat pangan siap saji yaitu sebagai berikut,

    1.      Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan harus memenuhi kriteria keselamatan dan potensi bahaya sesuai dengan SNI IEC 60335-2-14:2011. Harus memenuhi kriteria higienis dan sanitasi sesuai SNI CAC/RCP 1:2011

    2.      Penanganan yang dilakukan mencakup uji cemaran baik mikroba maupun kimia sesuai ketentuan yang berlaku.

    3.      Bahan kemasan pangan siap saji harus tidak mencemari produk yang dikemas, baik sebelum maupun pasca iradiasi, terbuat dari bahan laminasi yang terdiri dari polyester, aluminium foil dan Linier Low Density Polyethilene (LLDPE) atau yang setara.

    4.      Teknik pengemasan harus hampa udara secara higienis.

    5.      Proses Iradiasi yang dilakuakn harus sesuai SNI ISO 14470:2014

    6.      Harus mencantumkan logo radura atau tulisan “PANGAN IRADIASI”.

    7.   Produk pangan siap saji harus disimpan pada suhu ruang

    KEUNGGULAN IRADIASI PANGAN

    1.      Mengurangi kontaminasi makanan

    2.      Meningkatan masa simpan bahan pangan

    3.      Tanpa penambahan bahan kimia

    4.      Mengurangi mikroorganisme patogen (Asiah et al., 1907).

     EFEK SAMPING?

    Iradasi tidak menyebabkan bahan pangan ataupun kemasannya menjadi radioaktif , dosis yg digunakan juga terkontrol dan tidak ada kontak langsung antara bahan pangan dengan sumber radioaktif yang digunakan.

    Ketika proses iradiasi dihentikan tidak ada energi yg tersisa dalam pangan sehingga aman bagi para pekerja maupun konsumen

     

    DAFTAR PUSTAKA

    (BPOM), B. P. O. dan M. R. I. (2004). Pedoman Otorisasi Iradiasi Pangan Secara Umum Atau Berdasarkan Kelompok Pangan.

    Undang-Undang 1996, (2017). Undang Undang No . 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan. Jurnal Sosial Humaniora, 8(2), 4.

    Asiah, N., Kusaumantara, K. N., & Annisa, A. N. (1907). Iradiasi Bahan Pangan : Antara Peluang dan Tantangan untuk Optimalisasi Aplikasi Food Irradiation. 25–36.

    Badan pengawas obat dan makanan republik indonesia. (2019).

    Dwiloka, B. (2002). IRADIASI PANGAN (p. 62).

    Irawati, Z. (2008). PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PROSES RADIASI PANGAN DI INDONESIA [ Development and Prospect of Food Radiation Processing in Indonesia ] Zubaidah Irawati Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, XIX(2), 170–176.

    Kawabata, T. (1966). On the Wholesomeness of Irradiated Food. Journal of the Food Hygienic Society of Japan, 7(1), 1–10. https://doi.org/10.3358/shokueishi.7.1

    Morrison, M. R. (1989). An economic analysis of electron accelerators and cobalt-60 for irradiating food. Economic Research Service, 1762, 1–38. file:///y:/7868.pdf

    Permenkes 701-2009 Pangan Iradiasi.pdf. (n.d.).

    SNI 8352. (2017). Proses radiasi - Pangan siap saji dosis tinggi (10kGy<dosis≤65kGy). http://sispk.bsn.go.id/SNI/DaftarList#

      IRADIASI PANGAN Produk pangan olahan siap saji khas Indonesia seperti rendang, dll dapat di iradiasi karena dapat disimpan pada suhu kam...
  • Copyright © - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023