• Thursday, June 10, 2021

    LIDAH BUAYA SEBAGAI MEDIA ANTISEPTIK ALAMI


            Menjaga kebersihan di era pandemi saat ini merupakan hal utama yang perlu dilakukan semua orang. Dengan cara ini, kita dapat menurunkan resiko penyakit, baik infeksi virus corona maupun penyakit lain. Penyakit infeksi (infectious disease) adalah penyakit yang terjadi akibat mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur.

            Menurut WHO tahun 2006, lebih dari 45% kematian yang terjadi di negara-negara ASEAN adalah akibat penyakit infeksi. Di Indonesia sendiri pada tahun 2010, penyakit infeksi menempati urutan kedua yaitu sebesar 29,5%. Infeksi sendiri dapat terjadi di masyarakat maupun di rumah sakit, karena penyakit ini dapat menular dengan mudah, salah satunya melalui tangan. Oleh karena itu mencuci tangan adalah salah satu solusi untuk mengurangi tingkat penularan. Salah satu cara pencegahan infeksi yang ditetapkan oleh Center for Disease Control adalah dengan penggunaan antiseptik untuk membersihkan tangan atau bagian tubuh lain.

            Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Penggunaan antiseptik bertujuan untuk menonaktifkan atau melenyapkan mikroba, dimana hal tersebut menjadi langkah yang penting untuk pencegahan terjadinya infeksi. Era modern seperti saat ini dimana masyarakat memiliki jadwal yang padat membuat masyarakat ingin serba praktis dalam membersihkan tangan. Dalam kondisi tertentu, orang kesulitan mencari air ataupun sabun pembersih tangan.

            Sabun dan air sendiri tidak selalu ada di setiap tempat dan tidak sesuai dengan keinginan. Terkadang air yang tersedia tidak higienis. Selain itu, sabun yang disediakan terkadang menimbulkan anggapan negatif terhadap kebersihannya. Hand sanitizer menjadi solusi untuk menggantikan air dan sabun sebagai media antiseptik pembersih tangan. Meskipun praktis, beberapa jenis hand sanitizer di pasaran masih menggunakan alkohol dengan konsentrasi ± 50% sampai 70% sebagai bahan antibakterinya. Penggunaan alkohol dalam hand sanitizer dirasa kurang aman terhadap kesehatan karena alkohol merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Alkohol juga merupakan zat yang mudah terbakar dan pada pemakaian berkala dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit. 

            Meningkatnya keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan alam atau “back to nature” ditanggapi dengan banyaknya produk-produk tropikal berbahan aktif tanaman untuk perawatan kesehatan, kosmetik, dan pencegahan penyakit. Hand sanitizer yang berasal dari bahan alam lebih aman untuk digunakan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan antiseptik adalah lidah buaya. Tanaman dengan nama latin Aloe vera L. ini merupakan tanaman fungsional yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Penelitian menunjukkan lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang bersifat antiseptik. 

            Mekanisme kerja saponin sebagai antiseptik yaitu dengan cara menyebabkan kebocoran protein dan enzim dari dalam sel bakteri Porphyromonas gingivalis. Saponin sendiri merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis pada sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel bakteri, bakteri tersebut akan pecah atau lisis.

            Mekanisme kerja flavonoid berfungsi sebagai antiseptik diduga dengan cara berinteraksi dengan sel bakteri melalui adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen dengan gugus fenol. Atom H pada kompleks protein yang terdapat pada dinding sel berikatan dengan gugus fenol pada flavonoid, selanjutnya protein mengalami penguraian diikuti oleh penetrasi flavonoid ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein plasma.

            Mekanisme polifenol sebagai agen antiseptik berperan sebagai toksin dalam protoplasma, merusak, dan menembus dinding sel serta mengendapkan protein sel bakteri. Senyawa fenolik bermolekul besar mampu menonaktifkan enzim essensial di dalam sel bakteri meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Polifenol dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protein, menonaktifkan enzim, dan menyebabkan kebocoran sel.

            Mekanisme kerja tanin sebagai antiseptik yaitu dengan cara menyebabkan sel Porphyromonas gingivalis menjadi lisis. Hal ini terjadi karena tanin memiliki target pada dinding polipeptida dinding sel bakteri sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna dan kemudian sel bakteri akan mati. Tanin juga memiliki kemampuan untuk menonaktifkan enzim bakteri serta mengganggu jalannya protein pada lapisan dalam sel.

    Sumber : 

    Dewi, Dyanti Warrahmah, Siti Khotimah, dan Delima Fajar Liana. 2016. “Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe vera L) sebagai Antiseptik Pembersih Tangan terhadap Jumlah Koloni Kuman”. Cerebellum, 2(3), 577-589



  • Copyright © - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023