• Sunday, May 28, 2023

    Permasalahan pengelolaan sampah domestik di lingkungan rumah tangga selalu saja menjadi isu yang serius dan memerlukan penanganan. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat untuk pengelolaan sampah masih tergolong rendah. Kebanyakan dari mereka, dalam mengelola sampah masih menerapkan pengelolaan sampah secara konvensional yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. 


    Sementara, timbunan sampah organik dengan volume yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah dapat berpotensi memunculkan masalah baru seperti diantaranya :

    1. Emisi gas metana (CH4) yang merupakan salah satu gas rumah kaca

    2. Menyebabkan polusi udara dengan bau tak sedap dari proses pembusukan sampah

    3. Menyebabkan pencemaran tanah akibat dari cemaran air lindi


    Namun ternyata penanganan sampah organik bisa disiasati dengan memanfaatkannya sebagai pupuk cair ataupun cairan pembersih. Tetapi, untuk menghasilkan pupuk cair yang bagus tidak semua limbah dapur dapat digunakan melainkan hanya kulit buah, sisa sayuran dan sisa buah yang belum mengalami pembusukan. 


    Prosesnya merupakan proses fermentasi anaerob bahan-bahan limbah domestik dengan campuran gula merah sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang difermentasikan, difermentasikan selama 3 bulan dan menghasilkan produk akhir berupa cairan multifungsi yang pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand, cairan tersebut merupakan cairan ekoenzim. Dapat dimanfaatkan sebagai cairan pembersih, antiseptik dan juga sebagai pupuk cair.

  • Copyright © - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023