- Home>
- Pengetahuan Keilmuan >
- Metode Pengolahan Limbah
Saturday, January 16, 2016
Selamat Malam semua ...... Ketemu lagi sama
mimin ni, buat malam ini mimin mau kasih ilmu baru ni tentang "Metedo
Pengolahan Limbah". Seperti yang kita ketahui, bahwasanya Indonesia
merupakan Negara Berkembang selain itu banyak pula pabrik-pabrik yang berdiri
di sini. Kalian taukan pabrik tersebut menghasilkan apa ??? (produk). Nah
selain menghasilkan produk pabrik tersebut juga akan menghasilkan limbah dari
proses produksinya dan limbah tersebut biasanya suatu zat atau sejenis bahan
yang sudah tidak terpakai kembali dan masih mengandung beberapa zat yang dapat
merusak ekosistem makhluk hidup.. Oleh sebab itu mimin mau kasih tau ni buat
para Ilmuwan Muda tentang metode dalam mengolah limbah, langsung mimin jelaskan
saja ya.. Diperhatikan ya updatean miminnya, tapi jangan lupa juga dibaca dan
dipelajari..
1. Koagulasi dan Flokulasi
Proses koagulasi dan flokulasi
adalah konversi dari polutan-polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus
didalam air limbah yang menjadi gumpalan-gumpalan yang dapat diendapkan,
disaring, atau diapungkan. Partikel koloid sangat sulit diendapkan dan
merupakan bagian yang besar dalam polutan serta menyebabkan kekeruhan. Untuk
memisahkannya, koloid harus diubah menjadi partikel yang berukuran lebih besar
melalui proses koagulasi dan flokulasi.
Koagulasi dan flokulasi
dapat dilakukan melalui beberapa tahapan proses, yaitu:
a). Penambahan koagulan/flokulan disertai pengdukan dengan
kecepatan tinggi dalam waktu singkat.
b). Destabilsasi dari system koloid
c). Penggumpalan partikel yang telah mengalami destabilsasi
sehingga terbentuk microfloc.
d). Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan macrofloc yang
dapat diendapkan, disaring, dan diapungkan.
Destabilisasi biasanya dilakukan
dengan penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mengurangi daya penolakan karena
mekanisme pengikatan dan absobsi. Berkurangnya daya penolakan biasanya akan
diikuti dengan penggumpalan koloid yang telah netral secara elektrostatik, yang
akan menghasilkan berbagai gaya yang bekerja di antara partikel hingga terjadi
kontak satu sama lain.
2. Sistem Lumpur Aktif
Sistem lumpur
aktif adalah salah satu proses pengolahan air limbah secara biologi, dimana air
limbah dan lumpur aktif dicampur dalam suatu reaktor atau tangki aerasi.
Padatan biologis aktif akan mengoksidasi kandungan zat di dalam air limbah
secara biologis, yang di akhir proses akan dipisahkan dengan sistem pengendapan.
Proses lumpur aktif mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1914 oleh Ardern
dan Lockett (Metcalf dan Eddy, 1991), dan dinamakan lumpur aktif karena
prosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif, dan mampu menstabilkan
limbah secara aerobik.
Prinsip dasar sistem
lumpur aktif yaitu terdiri atas dua unit proses utama, yaitu bioreaktor (tangki
aerasi) dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan
biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan diaerasi. Pada umumnya,
aerasi ini juga berfungsi sebagai sarana pengadukan suspensi tersebut. Suspensi
biomassa dalam limbah cair kemudian dialirkan ke tangki sedimentasi (tangki
dimana biomassa dipisahkan dari air yang telah diolah). Sebagian biomassa yang
terendapkan dikembalikan ke bioreaktor, dan air yang telah terolah dibuang ke
lingkungan (Badjoeri et al., 2002). Agar konsentrasi
biomassa di dalam reaktor konstan (MLSS = 3 - 5 gfL), sebagian biomassa
dikeluarkan dari sistem tersebut sebagai excess sludge. Skema proses dasar
sistem lumpur aktif dapat dilihat pada Gambar 1.
Dalam sistem
tersebut, mikroorganisme dalam biomassa (bakteri dan protozoa) mengkonversi
bahan organik terlarut sebagian menjadi produk akhir (air, karbon dioksida),
dan sebagian lagi menjadi sel (biomassa). Oleh karena itu, agar proses
perombakan bahan organik berlangsung secara optimum syarat berikut harus
terpenuhi bahwa:
Tujuan pengolahan limbah cair dengan sistem. lumpur aktif
dapat dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu:
d). Stabilisasi lumpur secara aerobik simultan
3. Mekanisme Pengolahan Limbah dengan Sistem
Lumpur Aktif
Aliran umpan air limbah
atau subtrat, bercampur dengan aliran lumpur aktif yang dikembalikan sebelum
masuk rektor. Campuran lumpur aktif dan air limbah membentuk suatu campuran
yang disebut cairan tercampur (mixed liquor). Memasuki aerator, lumpur aktif
dengan cepat memanfaatkan zat organik dalam limbah untuk didegradasi. Kondisi
lingkungan aerobik diperoleh dengan memberikan oksigen ke tangki aerasi. Pemberian
oksigen dapat dilakukan dengan penyebaran udara tekan, aerasi permukaan secara
mekanik, atau injeksi oksigen murni. Aerasi dengan difusi udara tekan atau
aerasi mekanik mempunyai dua fungsi, yaitu pemberi udara dan pencampur agar
terjadi kontak yang sempurna antara lumpur aktif dan senyawa organik di dalam
limbah (Badjoeri et al., 2002).
Pada pemisahan senyawa karbon (bahan organik), polutan berupa bahan organik dioksidasi secara enzimatik oleh oksigen yang berada dalam limbah cair. Jadi, senyawa karbon dikonversi menjadi karbon dioksida. Eliminasi nutrien (nitrogen dan fosfor) dilakukan terutama untuk mencegah terjadinya eutrofikasi pada perairan (Badjoeri et al., 2002).
Post a Comment