• Thursday, April 29, 2021

    Tanah Sebagai Media Tayamum


    Ilmu kimia merupakan ilmu alam yang mempelajari sifat-sifat benda dan perubahannya. Setiap ilmu pengetahuan saling berhubungan termasuk ilmu kimia dengan ilmu agama, salah satunya mengenai Taharah yang berkaitan dengan pemakaian benda/materi. Pada kesempatan ini kita akan membahas tayamum menggunakan debu tanah. Kenapa tayamum dapat menggunakan debu tanah? 

    Sebelum mengetahui alasan tersebut, kita harus mengetahui pengertian Tayamum terlebih dahulu. Tayamum adalah menyampu debu tanah yang suci ke muka serta kedua tangan hingga ke siku dengan niat dan syarat-syarat tertentu. 

    Seperti yang kita ketahui, perintah tayamum bukan untuk menyulitkan melainkan untuk meringankan. Tayamum dapat dilakukan dalam keadaan darurat dan sulit memperoleh air sebagaimana dijelaskan dalam Qs. An-Nisa 4:43 yang artinya : 

    “ ... Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun “

    Dalam tayamum, tanah atau debu tanah yang digunakan harus merupakan tanah yang bersih. Tanah yang bersih dapat diartikan sebagai tanah yang mengandung mineral-mineral silikat dan aluminosilikat. Pada suatu penelitian, dengan berkurangnya zat-zat lain selain silikat dan aluminosilikat dalam tanah menunjukkan bahwa tingkat penyerapan suatu zat terlarut oleh tanah makin meningkat. Pada penelitian lainnya, kandungan debu tanah mirip dengan kandungan tanah, hal tersebut ditunjukkan oleh hasil pemeriksaan dengan difraksi sinar-X dan spektroskopi inframerah. Oleh karena itu, debu memiliki fungsi yang sama dengan tanah sebagai media  taharah atau tayamum. 

    Debu tanah, sebenarnya merupakan keadaan tanah yang paling memiliki aktivitas terbesar dalam mekanisme “membersihkan”, karena partikel-partikel halus memiliki permukaan yang sangat luas sehingga tempat-tempat aktifnya makin banyak terakses. Bahan aktif tanah yang memiliki keaktifan “membersihkan” adalah senyawa-senyawa dari golongan mineral-mineral tanah liat. Struktur lembaran-lembaran polimer tanah liat menyediakan tempat berbagai sifat spesi kimia dalam berbagai jenis interaksi fisis dan kimia. Dengan strukturnya sebagai tumpukan lembaran-lembaran, mineral-mineral tanah liat dapat menampung partikel-partikel apapun, mulai yang berukuran kisaran pikometer (ion-ion), nanometer (makro-makromolekul sampai virus), sampai mikrometer (sel-sel bakteri).

    Adapun cara melekatnya spesi kimia pada struktur mineral tanah liat dapat dibagi menjadi empat, yakni hidrofilik-hidrofilik, hidrofobik-hidrofobik, ionik, dan kovalen koordinat. Gugus yang terikat pada atom aluminium menyediakan sisi yang lebih hidrofilik dari struktur tanah liat, sementara sisi yang lebih hidrofobiknya disediakan oleh gugus yang terikat pada atom silikon. Ion-ion terlarut dapat melekat pada kerangka struktur mineral tanah liat karena struktur utama mineral ini memiliki muatan negatif, demikian juga penjelasan untuk terjadinya interaksi ikatan kovalen koordinat dari ion-ion yang berbilangan oksidasi 2+ atau lebih.

    Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui tanah memiliki fungsi dalam taharah. Bukannya hanya digunakan untuk tayamum, namun dapat digunakan juga untuk penyucian najis berat dan penyucian najis yang menempel pada pakaian. 


    Sumber : 

    Suhendar, D. (2017). FIKIH (FIQH) AIR DAN TANAH DALAM TAHARAH (THAHARAH) MENURUT PERSPEKTIF ILMU KIMIA. JURNAL ISTEK, Volume X, No. 1, Hal : 170-193.




  • Copyright © - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023