• Sunday, April 13, 2025

     1. Pengenalan Bahan Bakar

    Tahukah kamu bagaimana cara suatu kendaraan bergerak? Sebuah kendaraan dapat bergerak karena adanya perubahan energi kimia potensial bensin menjadi energi kinetik di roda. Hal ini dilakukan melalui proses pembakaran bahan bakar (Fernanda & Irawan, 2024). Umumnya, bahan bakar terdiri dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H) serta unsur Sulfur(S) yang akan dibakar dengan mereaksikan dengan Oksigen (O). Akan tetapi, ada beberapa unsur yang memiliki kontribusi penting terhadap energi yang dihasilkan,yaitu unsur C (Karbon) dan unsur H (Hidrogen). Setiap bahan bakar memiliki unsur C dan H yang berbeda-beda. 

    Dalam proses pembakaran, diharapkan terjadi proses pembakaran sempurna. Proses pembakaran dikatakan sempurna apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen dan hanya akan menghasilkan CO2, lalu seluruh unsur H akan menghasilkan H2O dan seluruh unsur S akan menghasilkan SO2. Sedangkan pembakaran tidak sempurna yaitu apabila seluruh unsur C yang terkandung dalam bahan bakar bereaksi dengan O dan tidak menghasilkan gas CO2 secara keseluruhan. Keberadaan CO pada hasil pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran berlangsung secara tidak sempurna. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi kimia eksotermik (Nasution, 2022). Bahan bakar yang digunakan dalam pembakaran diatas biasanya berupa bahan bakar minyak atau BBM. BBM (bahan bakar minyak) merupakan jenis bahan bakar yang dihasilkan dari pengilangan minyak mentah yang berasal dari perut bumi lalu diolah untuk menghasilkan berbagai produk minyak yang salah satu diantaranya yaitu BBM. Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak mentah juga dapat menghasilkan berbagai produk lain seperti gas, naphta, light sulfur wax residue (LSWR) dan aspal (Yuliani, Saryono, Apriani, Maghfiroh, & Ro, 2022).

    2. Jenis Jenis Bahan Bakar Minyak

    Ada beberapa jenis bahan bakar yang ada di dunia, diantaranya ada bensin, solar (diesel), Avtur (Aviation Turbune Fuel), minyak bakar, minyak tanah (kerosene), LPG (Liquid Petroleum Gas), Jet A-1, Biodiesel, Bioetanol, gas alam cair dan sebagainya. Namun pada kesempatan kali ini, mari berfokus kepada bahan bakar untuk kendaraan, yaitu solar dan bensin.

    Solar merupakan salah satu bahan bakar fosil yang mengandung rantai hidrokarbon antara 9 dan 27 atom karbon, sedikit mengandung sulfur, nitrogen, oksigen, dan logam. Bahan bakar solar diproduksi dari minyak mentah dan merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (A., R., H., P., & P., 2016). Solar adalah hasil produk minyak bumi yang diperuntukan sebagai bahan bakar untuk mesin-mesin diesel (Sari, Fajarwati, & Noviyanto, 2021). Sedangkan bensin atau gasoline merupakan bahan bakar yang terdiri dari banyak senyawa yang dapat diklasifikasikan secara luas ke dalam kelompok hidrokarbon parafin, aromatik, dan olefin (Sayin, 2012). Bensin terdiri dua komponen, yaitu n-heptana (C7H16) dan iso-oktana (C8H18). Kualitas bensin dapat dilihat dari jumlah iso-oktana atau yang juga dikenal sebagai angka oktan (Halim, Riza, & Darmawan, 2023). Bensin juga didefinisikan sebagai kombinasi hidrokarbon cair yang mudah menguap dan mudah terbakar. Seperti hidrokarbon lainnya, tidak dapat terbakar dalam keadaan cair, karena harus menguap terlebih dahulu dan bercampur dengan oksigen untuk dapat menyala (Al-Obaid & Al-Tameemi, 2019).

    Untuk bahan bakar jenis bensin memiliki beberapa jenis, diantaranya premium, pertalite, dan pertamax. Berbagai jenis bahan bakar tersebut dipengaruhi oleh bilangan oktan. Bilangan oktan adalah ukuran dari rasio kompresi maksimal ketika bahan bakar digunakan pada sebuah mesin tanpa terjadi knocking. Bilangan oktan pada bahan bakar diukur dari uji mesin. Bilangan oktan dapat didefinisikan sebagai nilai perbandingan iso-oktana terhadap n-heptana yang mempunyai kapasitas anti-knocking sama pada bahan bakar. Semakin tinggi angka oktan dalam bensin, maka semakin tinggi pula kemampuan bahan menahan tekanan di dalam ruang pembakaran sebelum akhirnya terbakar (Halim, Riza, & Darmawan, 2023). Jika di dalam suatu bahan bakar terkandung 80% iso-oktana dan 20% normal heptan maka dapat dikatakan bahwa angka oktan bahan bakar tersebut adalah 80. Iso-oktana mempunyai sifat anti-knocking dan nilai tingkat oktannya adalah 100 sedangkan oktan n-heptan cenderung terhadap knocking dan tingkat oktannya adalah nol. Penambahan iso-oktana di dalam bensin akan menghemat pemakaian bahan bakar. Karena dengan bertambahnya iso-oktana bertambah pula angka oktan. Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur nilai oktan yaitu research method dan motor method. Yang paling umum digunakan adalah research method, dan spesifikasi nilai oktannya dengan metoda ini ditetapkan dengan istilah “RON” (Research Octane Number) (Cappenberg, 2014).

    Kualitas bensin yang dihitung berdasarkan nilai RON (Research Otcane Number) membagi bensin menjadi beberapa jenis, yaitu:

    Premium adalah jenis bahan bakar dengn nilai RON 80. Premium merupakan bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.

    Pertalite adalah jenis bahan bakar dengan nilai RON 90. Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif EcoSAVE dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertalite diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi konsumen yang menginginkan BBM dengan kualitas di atas Premium, tetapi dengan harga yang lebih murah daripada Pertamax

    Pertamax adalah jenis bahan bakar dengan nilai RON 92. Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters

    Pertamax Plus adalah jenis bahan bakar dengan nilai RON 95. Pertamax Plus telah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan Catalytic Converters

    Pertamax Turbo adalah bahan bakar berkualitas tinggi yang diluncurkan oleh Pertamina dengan nilai RON 98, perusahaan minyak dan gas milik negara Indonesia. Bahan bakar ini merupakan campuran dari ratusan hidrokarbon dengan tingkat kejenuhan tertentu dan mengandung antara 4 hingga 12 atom karbon per molekul. Dirancang khusus untuk meningkatkan performa mesin, efi siensi bahan bakar, dan kepedulian terhadap lingkungan, Pertamax Turbo adalah pilihan yang ideal untuk kendaraan yang memerlukan kelincahan dan tenaga mesin yang lebih besar. 

    3. Perbedaan Bahan Bakar Solar dengan Bensin

    Berikut merupakan perbedaan bahan bakar solar dan bensin secara garis besar

    4. Apa Yang Akan Terjadi Bila Jenis Bahan Bakar Disatukan

    Setelah membaca penjelasan mengenai Bahan Bakar Minyak diatas, kira kira apa yang akan terjadi apa bila berbagai jenis bahan bakar tersebut dicampurkan? Yang akan terjadi adalah:

    Penurunan performa mesin

    Mesin yang dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan tertentu dapat mengalami penurunan tenaga dan efisiensi jika menggunakan campuran bahan bakar dengan oktan yang tidak sesuai. Jika memakai jenis bahan bakar yang berbeda, maka bahan bakar tersebut tidak bisa melebur dengan sempurna. Selanjutnya, akan berdampak terhadap munculnya residu yang bisa menghasilkan kerak. Kondisi yang tidak baik tersebut dapat menjadi pemicu menurunnya performa dari mesin kendaraan

    Tarikan menjadi berat

    Tarikan mesin yang menjadi berat ini disebabkan oleh senyawa dari kedua jenis BBM yang tidak bisa bercampur dan melebur dengan sempurna. Adanya perbedaan nilai oktan merupakan penyebab utama dari hal ini, sehingga membuat mesin menjadi berat dan kurang nyaman untuk dikendarai.

    Menurunkan Kualitas Bahan Bakar

    Setiap nilai oktan tertentu belum tentu sesuai dengan kompresi dari mesin kendaraan tertentu juga. Jika mencampurkan dua jenis bahan bakar berbeda, terlebih jika nilai oktan tidak sesuai dengan kompresi mesin, maka bisa membuat kualitas bahan bakar jadi menurun. Selanjutnya, bisa menjadi tidak maksimal ketika melakukan pembakaran.

    Risiko Kebakaran

    Risiko bahaya lain yang dapat muncul dari pencampuran bahan bakar yaitu risiko kebakaran. Pencampuran yang tidak tepat bisa menimbulkan berbagai reaksi berbahaya, salah satunya yaitu bisa terjadi kebakaran.

    5. Daftar Pustaka


    103. (2022, 6 14). 10 Perbedaan Mesin Diesel dan Mesin Bensin Berikut Ini. Retrieved 4 6, 2025, from hyunday.com: https://www.hyundai.com/id/id/hyundai-story/articles/10-perbedaan-mesin-diesel-dan-mesin-bensin-berikut-ini-0000000103

    A., W., R., P., H., H., P., B. S., & P., W. (2016). KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR DIESEL DENGAN PENAMBAHAN ETANOL DAN METANOL. JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 2 VOL. 4, 66-70.

    Admin. (2023, 8 19). Dampak Negatif Mencampur BBM. Retrieved 4 6, 2025, from suzuki.co.id: https://www.suzuki.co.id/tips-trik/dampak-negatif-mencampur-bbm?pages=all

    Admin. (2024, 9 24). Mengenal Perbedaan Bahan Bakar Diesel dan Bahan Bakar Bensin. Retrieved 4 6, 2025, from auto2000.co.id: https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/bahan-bakar-diesel-dan-bahan-bakar-bensin

    Al-Obaid, S., & Al-Tameemi, H. (2019). Improve the Octane Number of Gasoline and Studying the effect of Reid vapor pressure and Calorific Value by using Environmental additives. AL-QADISIYAH JOURNAL FOR ENGINEERING SCIENCES 12, 112–117.

    Cappenberg, A. D. (2014). STUDI TENTANG BERBAGAI TIPE BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN MOBIL TOYOTA XXX. Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit III, Terbit 51 halaman, 157-163.

    Fernanda, M. A., & Irawan, B. (2024). The Effect of Different Octane Numberon Power and Specific Fuel Consumption in Gasoline Compression Ignition Engine. Evrimata: Journal of Mechanical EngineeringVol. XX, No. XX, 1-5.

    Halim, R. G., Riza, A., & Darmawan, S. (2023). PENGARUH NILAI OKTAN TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DAN KAJIAN ANALISIS PEMBAKARAN AKIBAT DELAY COMBUSTION PADA MESIN OTTO SATU SILINDER. Jurnal Cahaya Mandalika (JCM), Vol. 20., No.2, 223-230.

    Nasution, M. (2022). Bahan Bakar Merupakan Sumber Energi Yang Sangat Diperlukan Dalam Kehidupan Sehari Hari. Journal of Electrical Technology, Vol. 7, No.1, 29-33.

    Sari, S. R., Fajarwati, F. I., & Noviyanto, B. (2021). Pengujian Kualitas Solar dan Statistik Control Mutu di Laboratorium Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Cepu, Jawa Tengah. JCR-Indonesian Journal of Chemical Research Vol. 6, No. 1, 42-50.

    Sayin, C. (2012). The impact of varying spark timing at different octane numbers on the performance and emission characteristics in a gasoline engine. Fuel 97, 856–861.

    Yuliani, D., Saryono, S., Apriani, D., Maghfiroh, & Ro, M. (2022). Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Sembilan Bahan Pokok (Sembako) Di Kecamatan Tambun Selatan dalam Masa Pancemi. Jurnal Citizenship Virtues, 2(2), 320-326.


  • Copyright © 2025 - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023