- Home>
Lem: Mengapa Lem dapat Merekatkan?
Peran Lem Bagi Manusia dan Cara Kerjanya
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh..
Haiiii temen-temen, pasti sudah tidak asing
dengan nama benda yang bernama lem. Pernah tidak yaa kita memikirkan bagaimana
lem bisa merekatkan 2 benda yang berbeda? Sudah sangat tidak asing sekali
bukan, benda yang satu ini? Yaa, sebab lem ini banyak kita gunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas atau pekerjaan sehari-hari dalam hidup kita. Meski
sebenarnya, tidak hanya lem yang dapat merekatkan suatu benda dengan benda yang
lainnya, karena suatu benda dapat menempel dan merekat pada benda lainnya
dengan sendirinya.
Seperti misalnya saos kecap yang tidak sengaja tumpah dan mengotori baju kita, atau selai yang dioleskan pada sisi sebuah roti yang
kemudaian sengaja kita ‘tempelkan’ pada sisi roti
lainnya sebelum dimakan. Meski begitu, ternyata fenomena tersebut sudah sangat lumrah dan telah
ada sejak zaman batu sekalipun. Orang-orang zaman dauhulu sudah mulai menempelkan
benda atau barang-barang keseharian mereka dengan menggunakan lem. Contohnya bahan yang digunakan untuk membuat aspal di zaman
sekarang dulunya digunakan oleh manusia gua untuk menempelkan mata kapak di
ujung tombak kayu mereka. Lalu sejak itu, manusia telah banyak membuat berbagai
jenis lem diolah dari bahan-bahan seperti gula, tumbuhan dan bahkan
bagian-bagian binatang
Di zaman modern seperti
sekarang ini, perekat alami masih banyak digunakan. Tetapi sebagian besar dari
kita pasti sudah biasa memakai lem buatan. Lem yang cukup sering ditemui
biasanya terbuat dari polyvinil asetat (PVA), fenol formaldehid, etilen vinil asetat
(EVA), atau sianoakrilat (super lem)
Dibawah ini merupakan struktur senyawa yang
terdapat didalam lem.
Polyvinil Asetat (PVA)
Fenol Formaldehid
Etilen Vinil Asetat (EVA)
Cyanoacrylate
Lantas, mengapa lem dapat bisa menempelkan satu benda dengan benda lainnya? Apakah ada zat-zat dalam kehidupan sehari-hari
yang bisa dijadikan perekat? Maka, jawabannya adalah ada dan Salah
satu jawabannya yaitu “gaya”.
Mungkin contoh singkatnya adalah kita sebagai manusia yang hidup
diatas permukaan bumi. Kita dapat terus berpijak diatas tanah meskipun sebenarnya bumi ini
terus berputar dengan kecepatan yang tinggi, dan antara kaki kita dengan tanah tidak ada
perekat yang merekatkan keduanya. Yang membuat
kita menempel justru adalah gaya gravitasi yang cukup membuat kita tidak
melayang di udara. Tetapi gaya gravitasi tidak cukup kuat untuk menahan kita
ketika berjalan atau melompat. Nahh, maka dari fenomena itu sebenarnya kita tidak
selalu membutuhkan lem untuk merekatkan benda ke benda lainnya.
Contoh kuat lainnya seperti air hujan yang menempel di jendela,
gravitasi akan terus menarik air ke bagian bawah jendela, tetapi ada gaya lain
yang melawannya. Pertama, molekul air berusaha bergabung molekul airnya dan
secara alami mereka berkumpul menjadi butiran air yang lebih besar, nah gaya
yang menyebabkan ini dapat disebut sebagai gaya kohesi. Lalu selain gaya kohesi itu ada juga gaya adhesi yang membuat air
menempel di kaca dengan sendirinya. Jika diperhatikan pada fenomena ini, gaya
kohesi lebih besar daripada gaya adhesi sehingga air lebih cenderung membentuk
butiran air lebih besar. Jika gaya adhesi lebih besar, air akan rata di kaca
seperti minyak di permukaan air
Lantas Bagaimana Cara Lem Bekerja?
Gaya kohesi dan adhesi juga mempengaruhi cara lem bekerja.
Contohnya ketika kita mencoba merekatkan benda A dan B dengan lem C. Gaya yang
bekerja ada 3, yaitu gaya adhesi A ke C, gaya adhesi B ke C, dan gaya kohesi C
untuk terus merekat. Seiring waktu , gaya kohesi lem akan hilang dan hal
itu yang sering menyebabkan lem tidak menempel lagi
Sebenarnya setiap benda mempunyai gaya kohesi yang berbeda
dan hal itu tergantung dengan jenis atom atau molekul
benda itu dibuat. Seperti air, molekul air akan saling merekat karena bentuk
molekulnya tidak simetris sehingga ketika bertemu dengan molekul lain, kedua
molekul air akan merekat. Tetapi gaya kohesi air ini cukup lemah dan mudah
dipisah. Lain halnya dengan benda padat seperti besi dimana atom-atom merekat
satu sama lain dalam bentuk struktur kristal yang sulit untuk dipisahkan karena
gaya kohesinya yang kuat. Meskipun gaya kohesi air dan besi lemah dan kuat,
keduanya tidak dapat merekatkan sesuatu benda karena kedua benda ini tidak
mempunyai sama sekali gaya adhesi
Jadiii, Apa Itu Gaya Adhesi?
Sebenarnya gaya adhesi ini merupakan hasil dari beberapa faktor
yang menyebabkan suatu benda menempel dengan benda lainnya. Ada beberapa teori
yang dapat menjelaskan mengapa benda dapat menempel dengan benda lainnya.
Yang pertama adalah adsorpsi dimana perekatan terjadi dalam permukaan yang disebabkan oleh gaya
atraksi kecil antara lem dan benda lain. Ketika lem digunakan pada satu
permukaan, maka permukaan itu akan basah sehingga banyak gaya elektrostatis
muncul pada molekul lem dan molekul di permukaan itu. Yang menentukan kuatnya
perekat ini adalah jumlah molekul pada lem yang tersebar tipis pada permukaan
benda yang akan direkat
Dan yang
kedua adalah gaya kemisorpsi, dimana ikatan kimia membuat dua benda
merekat. Ada tipe perekat yang membuat ikatan kimia dengan benda lain.
Misalnya, ada perekat khusus untuk plastik dimana lem dan plastik tersebut
bergabung dan bereaksi membentuk senyawa kimia lain yang mengeratkan keduanya
Selanjutnya, hal yang dapat menyebabkan suatu perekat dapat
menempel adalah difusi dan perekatan secara mekanikal. Contoh peristiwa difusi
pada lem adalah ketika molekul tersebut berada di antara kedua permukaan dan
terikat dengan sendirinya dengan molekul pada permukaan benda lain. Mirip
dengan difusi, contoh perekatan mekanikal terjadi dimana lem mengisi ruang kosong
atau lubang dalam benda lain sehingga membuat ikatan yang kuat
Referensi:
1. Pizzi, A dan Mittal, K L.
Handbook of Adhesive Technology. s.l. : CRC press, 2017.
2. Ebnesajjad, S dan Landrock, A. H. Adhesives Technology
Handbook. [pengar. buku] William Andrew. 2014.
3. sainspop.com. [Online]
Post a Comment