• Friday, March 27, 2020

    Menyadari Lemahnya Diri
     Kalsium (Kajian Muslim Milenium)
     Bidang : Kerohanian HIMASAKI


    Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh, bismillah alhamdulillah washolatu wassalamu ala rosulillah..Bagaimana kabarnya guys? Kuliah onlinenya lancar?hehe.. Ada pesan indah dari ust Muhammad Nuzul Dzikri “Di tengah tersebarnya virus corona di berbagai wilayah dan belahan dunia.... Ada sebuah ayat yang seyogyanya menancap kokoh di hati. Serta mengalir menyelusuri diri. Ayat yang bisa mengubah arti kehidupan yang fana ini._“dan Manusia diciptakan dalam kondisi lemah”_. (QS. An-Nisa’: 28).Ya... Rasanya hari-hari ini adalah waktu yang tepat untuk merenungkan ayat tersebut. Bagaimana tidak lemah? Menghadapi makhluk ALLAH yang berukuran 100 nanometer saja, jutaan manusia begitu kewalahan. Ribuan manusia roboh. Jutaan lainnya mengisolasi diri. Menutup kota. Serta diselimuti rasa takut dan cemas. Ketika makhluk *tiga juta lebih kecil* dibanding satu biji kacang wijen ini masuk ke dalam tubuh manusia, maka yang terjadi adalah:
    1. Dalam hitungan *2 hingga 14 hari* pasca paparan, saluran nafas manusia meradang, batuk-batuk dan demam. Segagah apapun tubuhnya
    2. Dalam hitungan kurang dari *7 hingga 14 hari* setelah paparan, badan pegal-pegal. Sekekar apapun fisiknya.
    3. Dalam hitungan *5 sampai 14 hari,* saluran pernapasan manusia menyempit. Sehingga terasa sesak dan sulit bernapas.
    4. Dalam hitungan *10 hari,* pasien yang tidak dirawat akan mengalami disorientasi. Bingung terhadap situasi. Beberapa kasus terjadi penurunan nalar dan menjadi irasional.
    5. Dalam hitungan *19 hari,* pasien tanpa perawatan berpotensi besar kehilangan nyawa. Mayoritas meregang nyawa karena gagal bernapas.Hal di atas tentu tergantung takdir Allah, ragam kondisi imunitas tubuh manusia dan berbagai faktor lain. Belum lagi dampak ekonomi global yang semakin terpuruk. Tidakkah pemandangan ini menunjukkan betapa lemahnya kita? Saudaraku, Sebagai pihak yang lemah, maka kita butuh pada Yang Maha Kuat. Sekarang, di hadapan pelupuk mata kita, hendaknya dihadirkan sebuah ayat:_“Hai manusia, kalianlah yang fakir (butuh) kepada Allah. Sedangkan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak membutuhkan apapun) lagi Maha Terpuji._ (QS. Faathir: 15). Benar saudaraku, kita butuh ALLAH. Butuh pertolongan ALLAH. Butuh penjagaan dan perlindungan ALLAH. Butuh taufik dan petunjuk dari ALLAH. Agar tidak keliru dalam bertemu orang. Atau terjebak radius jarak dekat dengan orang yang salah. Atau memegang sebuah benda yang terjangkit virus. Jika ditakdirkan terjangkit (semoga tidak), kita butuh hidayah agar bisa menghadapinya dengan sabar. Serta butuh pertolongan serta kesembuhan dari ALLAH. _“Bersegeralah untuk kembali kepada Allah. Sesungguhnya aku (Rasul) adalah pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu”._ (QS. Adz-Dzaariyaat: 50). Saudaraku, Segeralah kembali kepada ALLAH. Tingkatkan iman dan amal shalih. Berikhtiar dan lakukanlah social distancing semaksimal mungkin. Sesuai dengan kondisi masing-masing. Sebagaimana arahan pemerintah. Semoga ALLAH menjaga kita semua. Aaamiiin”




  • Copyright © - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023