• Monday, November 08, 2021

    KANDUNGAN KIMIA APA SAJA SIH YANG ADA DALAM PASTA GIGI ?

     

        Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi, biasa digunakan dengan sikat gigi. Di Indonesia, pasta gigi sering juga disebut odol. Sebenarnya odol adalah salah satu merek pasta gigi asal Jerman yang dibawa oleh para tentara Hindia Belanda.

        Pasta gigi merek Odol pertama kali diproduksi di Jerman oleh Dresden chemical laboratory Lingner, yang sekarang dikenal sebagai Lingner Werke AG pada tahun 1892 sebagai cairan pencuci mulut (mouthwash). Odol moutwash pada tahun 1900 an adalah merk ternama dan yang paling luas penggunaannya di hampir seluruh daratan Eropa.

    Kandungan Pasta Gigi

        Pasta gigi memiliki banyak rasa dan memiliki berbagai fungsi tertentu. Ada produk pasta gigi yang mengutamakan gigi putih, ada yang dibuat khusus untuk gigi sensitif, ada pula yang menjanjikan efek mulut segar sepanjang hari.

        Terlepas dari keunggulannya, fungsi utama pasta gigi tetaplah untuk membersihkan gigi, melindungi gigi dari bakteri, dan mencegah gigi berlubang. Berikut adalah komposisi bahan yang terkandung dalam pasta gigi.

    1.      Fluorida

    Fluorida adalah salah satu bahan terpenting dalam kandungan pasta gigi, sebab bahan ini dapat mengurangi risiko karies gigi. Fluorida bekerja dalam dua cara. Pertama, fluoride membuat enamel gigi lebih kuat sehingga dapat mencegah kerusakan gigi dari asam yang dilepaskan oleh bakteri. Kedua, fluoride dapat memineralisasi kembali daerah gigi yang mulai membusuk sehingga kerusakan tidak cepat terjadi.

    2.      Pewarna

    Pewarna juga ditambahkan ke pasta gigi, seperti titanium dioksida untuk pasta putih dan berbagai pewarna makanan untuk pasta atau gel berwarna.

    3.      Humektan

    Bahan ini digunakan dalam pasta gigi untuk mencegah hilangnya air dalam pasta gigi, sehingga produk ini tidak menjadi keras ketika terkena udara saat dibuka. Humektan yang paling sering digunakan adalah gliserol dan sorbitol. Sayangnya, sorbitol dengan dosis besar dapat menyebabkan diare karena bertindak sebagai pencahar osmotik. FAO dan WHO merekomendasikan penggunaan sorbitol dibatasi sebesar 150 mg/kg per hari.

    4.      Zat Pengikat

    Zat pengikat seperti adalah karet alami (karaya dan tragakan), koloid rumput laut (alginat dan karet karagenan), dan selulosa sintetis (karboksimetil selulosa dan selulosa hidroksietil) merupakan koloid hidrofilik yang mengikat air dan digunakan untuk menstabilkan formulasi pasta gigi dengan mencegah pemisahan fase padat dan fase cair.

    5.      Perasa

    Pemanis buatan seperti sakarin yang sering ditambahkan pada pasta gigi untuk membuat rasanya lebih baik. Rasa pasta gigi biasanya merupakan campuran dari beberapa komponen. Mayoritas orang lebih memilih pasta gigi yang memiliki rasa mint yang membuat mulut terasa segar dan bersih, meskipun hanya beberapa menit. Sensasi ini biasanya timbul karena kandungan perasa dan detergen dalam pasta gigi yang menyebabkan iritasi ringan pada mukosa mulut.

    6.      Agen abrasif

    Agen abrasif seperti kalsium karbonat, gel silika terdehidrasi, aluminium oksida terhidrasi, magnesium karbonat, garam fosfat dan silikat merupakan bahan kasar yang telah dimondifikasi untuk membantu menghilangkan kotoran dan noda di permukaan gigi. Dengan bantuan dari sikat gigi Anda, abrasif akan membersihkan gigi dari sisa makanan yang masih menempel.

    7.      Deterjen

    Pasta gigi Anda bisa berbusa karena kandungan deterjennya. Fungsinya kurang lebih serupa dengan bahan lainnya, yaitu untuk membantu membersihkan penumpukan plak pada gigi. Deterjen yang paling umum ditemukan dalam pasta gigi adalah natrium lauril sulfat. Bahan ini berasal dari minyak kelapa atau minyak inti sawit.

     

    Sumber :

    https://hellosehat.com/gigi-mulut/perawatan-oral/kandungan-pasta-gigi/




     

  • Copyright © - HIMASAKI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
    Design by INFOKOM 2023